Minggu, 27 Januari 2013

Industri Kreatif

Klasifikasi Subsektor Industri Kreatif

Berbeda dengan karakteristik industri pada umumnya, Industri Kreatif merupakan kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang masing-masing memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan intelektual (intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi yang dapat menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Berdasarkan hasil studi, Negara Inggris mengelompokkan Industri Kreatifnya kedalam 13 sektor (Advertising; Architecture; Art & Antiques Markets; Craft; Design; Designer Fashion; Film & Video; Interactive Leisure Software; Music; Performing Arts; Publishing; Software & Computer Services; Television and Radio). Mengadopsi pengklasifikasian tersebut dan didasari dengan beberapa pertimbangan, maka Indonesia mengelompokkan Industri Kreatifnya kedalam 14 kelompok industri (subsektor), seperti yang terlihat dibawah ini.
klasifikasi-subsektor
  1. Arsitektur
  2. Desain
  3. Fesyen
  4. Film, Video, dan Fotografi
  5. Kerajinan
  6. Layanan Komputer dan Piranti Lunak
  7. Musik
  8. Pasar Barang Seni
  9. Penerbitan dan Percetakan
  10. Periklanan
  11. Permainan Interaktif
  12. Riset & Pengembangan
  13. Seni Pertunjukan
  14. Televisi dan Radio
Intensitas Sumber Daya
Di dalam industri kreatif, kreatifitas memegang peranan sentral sebagai sumber daya utama. Industri kreatif lebih banyak membutuhkan sumber daya ktearif yang berasal dari kreatifitas manusia daripada sumber daya fisik. Namun demikian, sumber daya fisik tetap diperlukan terutama dalam peranannya sebagai media kreatif.
sumber-daya
Berdasarkan klasifikasi pada matriks di atas, subsektor yang dikelompokkan dengan warna yang sama akan memerlukan strategi pengembangan yang serupa karena kemiripan karakterisitik, baik dari aspek sumber daya insani maupun substansi yang harus dikembangkan. Pada umumnya industri kreatif terdiri dari tujuh kelompok atau golongan utama yang mewakili empat belas subsektor industri kreatif di Indonesia. Tujuh kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Kelompok Industri Publikasi dan Presentasi Melalui Media (Media Publishing and Presence). Kelompok ini terdiri dari; Penerbitan & Percetakan dan Periklanan (warna oranye, 2 subsektor)
  2. Kelompok Industri dengan Kandungan Budaya yang Disampaikan Melalui Media Elektronik (Electronic Media Presentation with Cultural Content). Kelompok ini terdiri dari; TV & Radio dan Film, Video, & Fotografi (warna ungu, 2 subsektor)
  3. Kelompok Industri dengan Kandungan Budaya yang Ditampilkan ke Publik baik secara langsung maupun lewat media elektronik (Cultural Presentation). Kelompok ini terdiri dari; Musik dan Seni Pertunjukan (warna merah, 2 subsektor)
  4. Kelompok Industri yang Padat Kandungan Seni dan Budaya (Arts and Culture Intensive). Kelompok ini terdiri dari; Kerajinan dan Pasar Barang Seni (warna coklat 2 subsektor)
  5. Kelompok Industri Desain. Kelompok ini terdiri dari; Desain, Fesyen, dan Arsitektur (warna hijau, 3 subsektor)
  6. Kelompok Industri Kreatif dengan Muatan Teknologi (Creativity with Technology). Kelompok ini terdiri dari; Riset & Pengembangan, Permainan Interaktif, dan Teknologi Informasi & Jasa Perangkat Lunak (warna biru tua, 3 subsektor).
Kerangka kerja melalui pembagian kelompok industri kreatif ini akan berperan penting dalam menentukan strategi pengembangan. Dengan mengetahui intensitas pemanfaatan sumber daya alam di dalam industri kreatif, maka strategi pengembangan sektor tertentu harus memperhatikan aspek kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang dibutuhkan dalam industri tersebut. Selain itu, kebijakan pemerintah dari berbagai instansi yang menyentuh empat aspek dominan yang berbeda di dalam industri kreatif tersebut (Seni dan Budaya, Media, Desain, dan Iptek) akan berdampak pula pada subsektor industri kreatif bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah terhadap pengembangan industri kreatif akan bersifat lintas sektoral dan membutuhkan koordinasi antar instansi.
Creative Value Creation
Rantai proses penciptaan nilai pada umumnya tidak terjadi di sektor industri kreatif. Hal ini tentunya berbeda dengan sektor manufaktur dan industri konvensional lainnya. Industri kreatif mengutamakan desain dalam penciptaan produk. Industri kreatif membutuhkan kreativitas individu sebagai input utama dalam proses penciptaan nilai.
picture
Pemahaman mengenai rantai penciptaan nilai dalam industri kreatif akan membantu pemegang kepentingan terkait untuk memahami posisi industri kreatif dalam rangkaian industri. Rantai nilai yang menjadi pokok perhatian dalam menentukan strategi pengembangan memiliki urutan sebagai berikut:
  1. Kreasi, terdiri dari; Edukasi, Inovasi, Ekspresi, Kepercayaan Diri, Pengalaman dan Proyek, Proteksi, Agen Talenta.
  2. Produksi, terdiri dari; Teknologi, Jaringan Outsourcing Jasa, Skema Pembiayaan
  3. Distribusi, terdiri dari; Negosiasi Hak Distribusi, Internasionalisasi, Infrastruktur
  4. Komersialisasi, terdiri dari; Pemasaran, Penjualan, Layanan (Services), Promosi

http://arifh.blogdetik.com/industri-kreatif/

gara-gara viagra

Gara - Gara Viagra
Seorang wanita setengah baya, mengunjungi dokter, "Dok," katanya, "anunya suami saya payah, tidak bisa 'ereksi' sama sekali." Dokter balik bertanya, "Sudahkah anda mencoba 'Viagra'?

"Oh..belum, pasalnya suami saya melolak dan ia bilang ia tidak usah minum apapun masih bisa, tapi, Dok, saya benar-benar membutuhkan yang satu itu", kata wanita itu.

"Baiklah, kalau begitu saya berikan anda sebotol pil ini. Agar suami anda tidak tahu, masukan satu pil ini pada kopi atau makanan, pada saat makan, dan tunggu saja, apa yang terjadi." kata dokter. Beberapa hari berselang, wanita itu datang lagi dan berteriak.

"Dok, saya kembalikan barang berbahaya ini." katanya sambil melemparkan botol Viagra.

"Loh... kenapa? saya pikir ini yang anda butuhkan." kata dokter.

"Yah... tentu saja saya membutuhkan hubungan intim, tetapi, pil ini sudah saya letakkan dikopinya, setelah diminum 15 menit kemudian, ia langsung menelantangkan saya dimeja makan, lalu melepaskan pakaianku dan memcumbuiku berkali-kali."

"Nah, kalau begitu kan bagus. " timpal dokter.

"Apa yang salah?"

"Masalahnya piring, gelas dan makanan yang diatas meja semuanya berterbangan hingga pecah, petugas restoran menahan kami, dan menyerah kami pada yang berwajib"



http://www.coolstuff.me/2013/01/cerpen-lucu-gara-gara-viagra.html

percakapan di bus kota

Percakapan di bus kota
PR : Perokok
BP : Bukan Perokok

PR mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya bermaksud untuk menawarkan kepada orang sebelahnya

PR : Mau rokok mas?
BP : oh tidak,, terimakasih

BP merasa tergugah, dan ingin memberi arahan kepada si PR supaya tidak merokok, lantas mulailah si BP mengawali pembicaraan

BP : sehari habis berapa batang rokok mas?
PR : Biasanya sih 2 bungkus
BP : sebungkus harganya berapa mas?
PR : 10.000
BP : mas udah berapa tahun ngerokok?
PR : kurang lebih 20 tahun

BP : begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10ribu, satu hari mas habis 2 bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadi kalo satu tahun berarti 600.000 x 12 = 7.200.000 , kalo anda udah 20 taun ngerokok berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000.. wahh seharusnya kalo mas gak merokok udah bisa beli mobil tuh!

PR : saya juga kasih gambaran!
BP : silahkan
PR : mas perokok atau tidak?
BP : tidak. itu haram bagi saya
PR : LAH? NAPE LO NAIK BUS? MOBIL LO MANA???
BP : $#^@ X!!? + == D @^-*(%)Percakapan di bus kota
PR : Perokok
BP : Bukan Perokok

PR mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya bermaksud untuk menawarkan kepada orang sebelahnya

PR : Mau rokok mas?
BP : oh tidak,, terimakasih

BP merasa tergugah, dan ingin memberi arahan kepada si PR supaya tidak merokok, lantas mulailah si BP mengawali pembicaraan

BP : sehari habis berapa batang rokok mas?
PR : Biasanya sih 2 bungkus
BP : sebungkus harganya berapa mas?
PR : 10.000
BP : mas udah berapa tahun ngerokok?
PR : kurang lebih 20 tahun

BP : begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10ribu, satu hari mas habis 2 bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadi kalo satu tahun berarti 600.000 x 12 = 7.200.000 , kalo anda udah 20 taun ngerokok berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000.. wahh seharusnya kalo mas gak merokok udah bisa beli mobil tuh!

PR : saya juga kasih gambaran!
BP : silahkan
PR : mas perokok atau tidak?
BP : tidak. itu haram bagi saya
PR : LAH? NAPE LO NAIK BUS? MOBIL LO MANA???
BP : $#^@ X!!? + == D @^-*(%)

http://www.coolstuff.me/2013/01/cerpen-lucu-percakapan-di-bus-kota.html

frofesi bapak

Profesi Bapak
Suatu hari di sekolah SD. Dalam suasana belajar mengajar:

Guru: "Anak-anak ibu ada tugas. Ayo coba kamu sebutkan kata bijak yg sering dikatakan bapak mu"

Murid 1: "Bapak sering bilang: Hidup ini harus kita LANJUTKAN!"

Guru: "Wah, sepertinya bapak kamu itu pendukung partai demokrat, betul ya?"

Murid 1: "Betul bu"

Guru: "Baik. Ayo ada yang lain.."

Murid 2: "Bapak sering bilang: Hidup haruslah kuat layaknya BANTENG!"

Guru: "Oh ya ya.. bapak kamu itu pasti pendukung partai PDIP ya?"

Murid 2: "Betul bu..".

Guru: "Oh Pantesan. Ayo sekarang lanjutkan lagi... Yang lain.."

Murid 3: "Bapak sering bilang ke saya: Lebih Baik Memberi Daripada Diberi"

Guru: "Wah, itu betul sekali. Bagus..bagus.. Bapak kamu pasti Ustad ya?"

Murid 3: "Bukan bu..."

Guru: "Oh, pasti bapak kamu seorang yg taat ibadahnya, betul kan?"

Murid 3: "Kayaknya tidak juga sih bu"

Guru : "Pasti bapak kamu orang baik. Dan sepertinya dia suka bersosialisasi, betul?"

Murid 3: "Tidak juga sih bu..
Murid 3: "Bapak itu seorang petinju bu"


http://www.coolstuff.me/2013/01/cerpen-lucu-profesi-bapak.html

nekat kepaksa

Nekad Kepaksa
Alkisah ada seorang kaya raya sedang mengadakan pesta di rumahnya di kawasan Menteng. Kayanya orang ini nggak kira-kira, duitnya bejibun, belon rumahnya di Menteng ama di Pondok Indah, punya banyak simpanan cewek, abis itu dia juga punya helikopter & pesawat terbang. Pokoknya semuanya deh. Orangnya rada nyentrik. Kolam renangnya diisi banyak buaya. Lagi pada pesta di pinggir kolam, si doi berdiri di atas menara life guard supaya temen-temennya bisa ngeliat. Terus dia suruh semuanya tenang & berkata "Baiklah, orang pertama yg berani renang di kolam ini dari ujung ke ujung bakalan gue kasih semua duit gue." Semua pada diem. Si kaya ngeliat ke temen-tememnya dengan gemes lalu berkata "OK, orang pertama yang berani renang di kolam ini dari ujung ke ujung, gue kasih semua duit gue plus rumah gue." Tetap nggak ada juga yang bereaksi. "OK, kalau gitu semua duit gue, rumah, mobil-mobil, pesawat terbang, semua milik gue, saham, surat berharga dan semua cewek gue, pokoke semua yg gue miliki.

"SPLASH!!! Ada yang terjun! Buaya-buaya pada ngerubutin tapi dia berkelit aje kayak Tarzan. Berkelit ke sono-sini, berkelahi juge dengan buaya itu. Akhirnya nyampe juga di seberang. Si kaya turun dari life guard tower lalu berlari ke orang itu.

Kaya: "Gile lu! Hebat bener, gua nggak nyangka kalo ada yang berani melakukannya. Elu mau duitnya sekarang?"
Nekad: "Nggak! gue nggak mau duit!"
Kaya: "Elu mau rumahnya sekarang?"
Nekad: "Nggak! gue nggak mau rumahnya"
Kaya: "Elu mau mobil ama pesawatnya sekarang atau ntar?"
Nekad: "Nggak! gue juga nggak mau pesawat"
Kaya: "Elu minta saham atau surat berharga?"
Nekad: "Nggak! gue nggak mau"
Kaya: "Elu minta cewek gue?"
Nekad: "Nggak gue juge nggak mau itu"
Kaya: "Habis, elu itu maunya apa?????"
Nekad: "Gue mau tahu siapa bajingan yang dorong gue tadi!"


http://www.coolstuff.me/2013/01/cerpen-lucu-nekad-kepaksa.html

PERKEMBANGAN BUDAYA DI INDONESIA

PERKEMBANGAN BUDAYA DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:
1. batik dari jawa oleh Adidas
2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6. rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda
9. tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10. lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia
13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
16. tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
17. Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia
18. Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia
19. Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis
20. Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris
21. Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia
22. Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika
23. Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd
24. Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia
25. kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda
26. kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang
27. Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia
28. Kain ulos oleh malaysia
29. alat musik angklung oleh pemerintah malaysia
30.Lagu jali-jali oleh pemerintah malaysia
31. tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.


http://lorentfebrian.wordpress.com/perkembangan-budaya-di-indonesia/

Kamis, 24 Januari 2013

kata" mutiara cinta


Kata Kata Mutiara Cinta – Subuah Cinta merupakan sebuah kata penuh makna, ungkapan rasa kasih dan sayang kita kepada seseorang yang kita anggap sepesial dalam kehidupan kita. Cinta adalah seuntai kata yang apabila dibicarakan takkan menemukan titik ujungnya dan juga tidak akan ada habis-habisnya. Indahnya cinta jugalah yang dapat menguatkan seseorang dalam menjalani kehidupan ini.
Kata kata cinta ataupun kata kata mutiara cinta sedih semuanya bisa anda lihat yang telah kami sediakan dibawah yang mana kata kata mutiara cinta sedih ataupun kata kata cinta ini kami kumpulkan dari orang-orang yang sering mengalami kesedihan, sehingga kata kata mutiara cinta sedih ini ada dihadapan anda. Cinta memang sebuah anugrah Ilahi yang patut di syukuri, dengan cinta hidup menjadi tenteram dan damai. dan sudah menjadi fitrah manusia untuk saling mencintai antara sesama, sehingga kata kata mutiara cinta sedih ini hadir dihadapan anda semua. berikut kata kata mutiara cinta sedih yang bisa anda lihat dan pergunakan.
Namun saat kau kehilangan suatu kekuatan dalam hubungan cintamu, kau akan susah untuk mengembalikan cintanya namun dengan kata-kata mutiara ini besar kemungkinan dapat mengembalikan suatu kepercayaan yang telah luntur dan dapat memberikan suatu enegi kekuatan untuk menghidupkan kembali rasa cintamu yang mulai sirna.
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan – Kata Kata Mutiara Cinta.
Perselingkuhan beruntai dibalik mata.
Mata itu adalah buta dgn cinta.
Pikirlah dia tega membuat duka & derita.
Bukankah itu sudah nyata bagimu cinta.
Rasakanlah hati nurani yg berkata, itu adalah benar.
Hal yg benar itu akan dihinggapi banyak keraguan.
Haruslah kau tahu itu.
Suatu hari nanti kau kan menyesal.Tak akan mungkin mengharapkan mu kembali…
Tak akan mungkin kenangan dapat berubah menjadi bunga kenanga…
Tak bisa waktu berputar kembali lagi…
Tak bisa cinta berubah menjadi benci…
Biarkan cinta yang berkata-kata di balik raungan pekat malam ku…
Waktu yang kini menjawab cerita cinta.
Semua berlalu & pergi dari sangkarnya.
Kesalahan itu tak dapat mengusir pergi kebenaran.
Pantasnya hukuman itu menyiksa diri ini.
Cinta, bila ada keabadian di hati mu…
Maka abadikan lah cinta ku.
Bersama waktu yang terus berjalan.
Berjuta Bintang di langit.
Redup diam tak bersorak.
Tiada cahaya menentramkan hati.
Kesedihan membongkar hati ini.
Suara tangis perlahan mengisi keheningan ini.
Wahai Rembulan,dengarkanlah…
Hanya engkau yang tertinggal disana.
Hati ini sedih di tinggal kekasih hati.
Cinta telah pergi & berpaling.
Temanilah aku agar ku bisa menjaga hati ini.
Tak mungkin bisa ku taklukkan megahnya malam.
Dari dahulu pagi akan berakhir dengan malam.
Tak mungkin ku pungkiri hasrat di jiwa ku.
Bahwasannya aku lagi menghampa.
Setelah berjuta asa ku padamkan.
Dengan rintik-rintik hujan malam ini.
Semua Terserah padamu aku begini adanya.
Ku tahu itu sulit bagimu.
Aku bukan yang sempurna dari apapun itu.
Bila kau lihat iba, itulah aku.
Namun ku tak mau untuk di kasihani.
Walaupun ku patut dapat kata kasihan itu.
Biarkanlah aku dengan semua ini.
Karena ku tahu ku tak layak dalam hal terindah ini.
Oh jiwa yang terkonyak karena cinta
Merana tak tentu arah kemana
Yang dirasa hanya derita tanpa sisa
Ku tak tahu harus kemana singgahnya
Kata sedih patah hati yang terlena
Bertanda asa hilang tak terkira
Sudah hilang sudah semua cinta
Yang dulu pernah bergelora di jiwa
Patah hati bukan hanya cerita
Kini telah terjadi sudah
Semua yang kutakutkan terjadi
Kini telah terjadi dan hatiku sedih bercampur luka
Ku hanya berharap semoga
Kenyataan sedih yang kurasa ini ada hikmahnya
Menjadikan aku makin sabar dan dewasa
Tuk tempuh hari esok yang bahagia ku damba
Kekasih yang telah menghilang
Biarlah menjadi sebuah kenangan
Moga ku dapatkan ganti seseorang
Yang lebih baik dari yang sekarang..
 Kata Kata Mutiara Cinta Kata Kata Mutiara Cinta


Read more: http://sro.web.id/kata-kata-mutiara-cinta.html#ixzz2IsWduANb

Cerpen Cinta Sedih:Aku Mencintaimu Saat Kau Pergi

Cerpen Cinta Sedih:Aku Mencintaimu Saat Kau Pergi

Kenapa hidup ini sungguh tak bisa aku mengerti, sedikitpun tak kupahami. Yang seperti kebanyakan orang akan keindahan pernikahan tapi tak berlaku buatku, janggal sekali untukku menyambut hari dimana aku akan menjadi milik orang lain. Bukan sebuah kebahagaian melainkan kehampaan. Teringat lagi akan janji dimasa lalu tentang sebuah pernikahan indah, mengikat ikrar dalam bahtera rumah tangga, namun semua itu pupus sudah. Sebentar lagi aku akan menjadi milik orang lain bukan miliknya.

“selamat ya ibu indah, akhirnya ibu punya mantu juga.”
               “terima kasih jeng rahmi, alhamdulillah yah..akhirnya si mentari menikah juga.”
               Terdengar ucapan selamat dari balik pintu kamarku, yang semakin membuatku tersayat pedih. Ibuku merasa bahagia sekali karena akhirnya aku akan menikah dengan laki-laki pilihannya, yang ibu bilang dia sangat cocok untukku dan pasti aku akan bahagia. Apakah itu benar ibu???tapi mengapa saat ini perasaanku benar-benar sedih, jangankan untuk bersanding dengannya, untuk mencoba mengenalnya saja aku sudah enggan. Entah apa yang ada dibenakku, namun aku belum bisa melupakan seseorang itu, seseorang yang berjanji akan menikahiku sepulang dari rantaunya. Maafkan aku cintaku, bukan maksud hati untuk mengkhianatimu tapi perjodohan ini tak mungkin aku tolak. Kedua orang tuaku dan orangtuanya ternyata sudah membuat kesepakatan akan pernikahan ini sebelum kami berdua mengerti tentang pernikahan.
               Sekali lagi aku belum bisa memahami ini semua, bagaimana mungkin aku bisa hidup bersama dengan orang yang tak ku cintai, bahkan bertemu saja tidak pernah. Pernikahan ini sungguh mendadak mengingat kondisi bunda Risma orang tua Fariz yang sudah semakin kritis, dan beliau menginginkan agar Fariz segera menikah denganku. Karena keeratan hubungan keluargaku dan keluarganya membuat ayah dan ibuku menyetujui pernikahan ini tanpa peduli dengan persetujuanku.
               “mentari sayang, cepat keluar acara akan segera dimulai”suara itu menyadarkanku dari lamunan panjang, segera ku hapus airmata yang semoat menetes. Aku tak ingin ibu melihat aku terlihat sedih di hari pernikahanku. Bagiku sekarang adalah kebahagiaan mereka, walau hati ini terlalu perih menanggung luka akan terpisahnya cintaku dan cinta satria, maafkan aku satria.

***

               “Muhammad Yakup Al Fariz, saya nikahkan engkau dengan Mentari shifa az zahra binti Muhammad zaenudin dengan mahar seperangkat alat sholat dan uang sebesar seratus tiga puluh ribu, dibayar tunai.” ucap kiai Fatir
               “saya terima nikahnya Mentari shifa az zahra dengan mahar tersebut dibayar tunai.” Fariz dengan mantap mengucapkan ijab.
               “bagaimana sah??” tanya kiai Fatir kepada saksi dan semua orang
               “sah” serempak menjawab.
               “Barokallahu......” kiai Fatir memanjatkan doa, gaungan suara amin pun menyeruak diseluruh ruangan. Kebahagaian dan kelegaan terpancar dari raut-raut setiap orang yang menyaksikan acara sakral itu.
               Dan bagaimana dengan aku, detik ini aku telah resmi menjadi seorang istri dari laki-laki yang tak pernah aku kenal sebelumnya.
***

               “ini mas Fariz kopinya,” ku letakan kopi sebagai pelengkap sarapan pagi yang telah kusiapkan di meja makan.
               “terima kasih dek.” ucap mas fariz lembut.
               Tak ada yang berubah dari perasaanku, walaupun aku telah menikah dengan mas Fariz tapi rasa cinta ini masih bersarang hanya untuk satria yang aku pun sendiri tak tau bagaimana keadaannya sekarang.
               Sebagai seorang istri aku berusaha untuk menjadi istri yang baik, walau belum sepenuhnya aku bisa. Namun aku belum bisa melaksanakan kewajibanku untuk memenuhi kebutuhan biologis mas fariz, tapi dengan penuh kesabaran mas Fariz memahami itu. Setiap malam kami tidur terpisah, sebagai seorang laki-laki mas Fariz tentu tidak ingin melihat seorang wanita tidur diluar kamar, maka dengan pengertiannya itu mas Fariz yang mengalah untuk tidur di sofa, kecuali pada saat-saat tertentu saja saat ibuku berkunjung dan menginap dirumah, tapi itupun mas fariz tetap tidur dibawah bukan satu ranjang denganku.
               Aku tau itu sangat salah,sebagai seorang istri aku tidak berhak bersikap seperti itu, pernah satu kali aku coba tepiskan perasaanku dan berfikir realitis bahwa sekarang aku telah menjadi milik mas Fariz. Saat itu aku siap untuk melayaninya, sengaja aku suruh maz fariz untuk tidur bersamaku dan mengijinkannya untuk melaksanakan kewajiban sebagai suami istri. Dengan perasaan yang tak menentu ku coba tenang, saat mas Fariz mendekat, ku coba untuk tersenyum walaupun itu selintas. Sungguh aku tak kuasa menahan matanya yang tajam, saat itu ingin rasanya aku menangis, airmata ini sungguh sudah meleleh mengingat satria, namun segera ku tahan.
               Dengan tatapannya yang lembut mas fariz menatapku, digenggamnya tanganku. Entah apa yang dia fikirkan saat itu, namun dia terlihat tersenyum manis. Tangannya yang tadi menggengam tanganku kini berganti meraih wajahku, diraihnya wajahku dan tiba-tiba dia mencium keningku seraya mengucapkan selamat malam, setelah itu dia beranjak pergi ketempat biasa dia tidur.
               Aku tak tau harus berbuat apa, sesaat setelah mas Fariz keluar airmata ini langsung tumpah. Entah apa yang aku rasa, bahagiakah aku atau sedih. Namun aku merasa sedikit lega.
***

               Pernikahanku dengan maz Fariz berjalan baik-baik saja, tidak ada pertengkaran maupun perselisihan walaupun keadaannya kami belum bisa melaksanakan kewajiban sebagai suami istri yang sebenarnya.
               Entah terbuat dari apa hati mas fariz itu, hingga hatinya sangatlah lembut. Perhatian-perhatian yang dia curahkan padaku tak pernah ada habisnya. Kelembutan sikap serta santun tutur katanya mengisyaratkan kesabaran yang sungguh luar biasa, apalagi menghadapi sikapku. Dia tak pernah mengeluh padaku, dia tak pernah marah sekalipun kadang aku melakukan kesalahan. Dia selalu memberiku nasihat dengan sikap lembutnya yang tidak membuatku tersinggung. Tapi kenapa hatiku belum bisa menerima kehadiran mas Fariz di kehidupanku, kenapa aku belum bisa mencintainya. maafkan aku mas Fariz.
***

               Ku gelar sajadah panjang, sepertiga malam bagi orang-orang yang merindukan kedekatan dengan Sang Maharaja. Di sepertiga malam itu pun ku panjatkan doa, ku haturkan dzikir serta ku curahkan segala perasaanku. Tak terasa ada rembesan air yang keluar dari kelopak mataku mengingat akan kekhilafanku. Kalam – kalam illahi mengantarkanku hingga menjelang shubuh. Dan kulanjutkan dengan sholat shubuh.
               Mentari di ufuk timur telah memacarkan rona kemerahannya, kicau burung mengantarkan angin kesejukan untuk insan manusia di dunia ini. Secercah harapan dan doa yang hanya Tuhan dan aku yang tau, berharap semua kan terwujud.
***

               Mataku tertuju pada sesuatu yang janggal, merasa aneh dengan keadaan kamarku. Ada benda-benda yang tak mungkin bisa sendirinya ada di sini. Kulihat sekeliling kamar, begitu semua ada perubahan. Warna-warni bunga bertaburan di ranjangku, ada mawar putih yang membentuk hati di sekitar taburan mawar merah. Sungguh indah, bahkan sangat indah dan menakjubkan. Di sisi lain terpajang sketsa wajahku yang dibubuhi nama kecilku “RiRi”. Siapa yang melakukan ini, siapa yang membuat keajaiban ini. Sungguh luar biasa, tak pernah sekalipun kubayangkan tentang moment seperti ini. Mungkinkah mas Fariz...?????? Tapi dia bilang dia sedang ada rapat dan mungkin akan pulang terlambat hingga malam nanti, lalu siapa yang telah mempersiapkan ini.
               Di tengah –tengah hati buatan dari mawar putih itu tegeletak secarik kertas berwarna pink, entah kertas apa itu. Karena penasaran aku segera mengambilnya dan kubaca. Hanya satu kalimat yang aku belum tau apa maksudnya. Hanya tertulis sebuah kalimat “ pergi ke kebun belakang, aku menunggumu” secarik kertas itu lalu kutinggalkan.
               Subhanallah, kejutan apalagi ini. Cahaya lilin menghiasi rentetan jalan yang menuju pada satu titik. Mas Fariz dengan seikat bunga mawar merah menungguku di meja yang dihiasi lilin indah...sungguh kejutan yang membuatku tak bisa berkata-kata, hanya ulasan senyum yang selalu berkembang di bibirku ini. Perlahan kutelusuri jalan setapak yang indah ini.
               “happy brithday dek, selamat ulang tahun mentari.” seikat bunga itu pun dipersembahkan mas Fariz padaku seraya menyilahkan aku duduk.
               Kini aku hanya berdua dengan mas Fariz, ditemani temaram cahaya lilin dan sinar bulan. Perasaanku menjadi tak menentu, sebuah kebahagiaan yang baru kutemukan setelah sekian lama aku merindukannya. Ada secercah cahaya hangat yang menerobos masuk dalam relung hatiku saat kutatap wajah mas Fariz. Rasa apakah ini, setelah bertahun-tahun tak pernah ku rasakan lagi.
               “gimana dek, kamu senang dengan ini. Mas sengaja buat ini untuk hadiah ulang tahunmu. Maaf mas belum bisa memberikan yang lebih dari ini.”mas fariz menggenggam tanganku dan mengecup punggung tanganku.
               Setetes embun yang keluar dari mataku pun jatuh perlahan, dengan senyum yang masih berkembang ku ucapkan terimakasih.” Terima kasih mas, ini hadiah terindah yang pernah adek dapat. Dan ini sudah lebih dari apa pun. Terima kasih mas.”
               Malam ini adalah malam terindah yang pernah aku rasa, kebahagiaan yang dulu sempat hilang kini hadir kembali, dan perasaan itu ada yang berubah. Mungkinkah ini jawaban atas doa-doaku. Amien..semoga saja...!!!
               Kini hari-hariku terasa lain, sejak kejutan malam itu aku merasakan sesuatu yang lain pada diriku, apalagi saat aku berhadapan dengan mas Fariz. Dulu biasa saja saat aku melihat matanya, tapi kini sungguh lain. Hatiku berdebar-debar saat mas menggenggam tanganku, aku juga merasa grogi saat berhadapan langsung dengan mas Fariz. Kenapa ini ??? Ada apa denganku, mungkinkah aku jatuh cinta......????
               Tak tau pasti apa yang aku rasakan terhadap mas Fariz, namun yang pasti rasaku sudah tak seperti dulu lagi. Tak acuh lagi saat dia sibuk dengan kegiatannya, sangat mengkhawatirkannya saat dia pulang terlambat. Dan selalu menyiapkan apa yang mas Fariz butuhkan. Semua itu ku lakukan dengan senang hati, tak ada rasa beban lagi. Dan sejak malam itu, aku dan mas Fariz sudah melunasi kewajiban sebagai suami istri. Mungkinkah ini kebahagiaan menikah seperti yang kebanyakan orang katakan. Entahlah, tapi saat ini aku merasa begitu sangat bahagia dan nyaman.
***

               Hari ini ulang tahun mas Fariz, dan aku akan memberikan kejutan yang luar biasa. Hadiah ini pasti akan membuat mas fariz bahagia. Karena hadiah ini adalah anugerah yang Allah berikan. Tiga bulan sudah usia kehamilanku, sengaja tak ku beritahu maz Fariz karena aku ingin memberikan kejutan pada hari ulang tahunnya. Buah cinta yang kami dambakan, setelah ku bisa mencintai mas Fariz dengan segenap hati. Ketulusan dan kesabaran mas Fariz telah merubah segalanya. Cintanya kini mengisi relung hatiku, penuh dengan untaian doa kebahagiaan.
               Semua pernak-pernik dan tetek bengek untuk mempersiapkan kejutan ulang tahun mas Fariz sudah ku siapkan, sempurna semuanya perfect. Pasti mas fariz akan terkejut dan bahagia sekali saat melihat bukti test kehamilanku di kantung baju tidurnya. Setelah sebelumnya ku persiapkan kejutan lainnya, makan malam dengan masakan spesial kesukaan mas Fariz yang kini telah terhidang rapi di meja makan.
               Tak sabar aku menunggu kedatangan mas Fariz, sudah ku tanya dia kapan akan pulang dari kantor dan dia bilang sebentar lagi. Jantungku berdetak lebih kencang, menunggu kedatangan sang pujaan hati tiba.
               Namun selang sejam dari kabar yang dia beritahukan mas Fariz tak kunjung datang. Timbul perasaan was-was takut terjadi apa-apa. Tanpa berfikir panjang langsung kuraih ponsel yang ada di sakuku dan ku hubungi mas Fariz.
               “assalamualaikum mas Fariz.” suaraku menyapa mas Fariz
               “Waalaikum salam dek, “ terderang suara mas Fariz di seberang sana.
               “mas kenapa sampai malam gini mas belum juga pulang” tanyaku merasa khawatir.
               “maaf dek, tapi mas ada tugas tambahan dari bos dan belum sempat mengabari adek. Maaf ya dek. Hmm mungkin sebentar lagi pekerjaan ini selesai dan mas bisa pulang. Maaf ya dek sudah mengkhawatirkan adek.” lembut suara mas fariz menentramkanku, membuatku tenang akan keadaan mas Fariz. Rupanya pekerjaan yang membuatnya terhambat pulang dari kantor, semoga dia baik-baik saja.
               “oh ya sudah mas, adek kira mas kenapa-kenapa. Adek sempat khwatir banget sama mas. Tapi sekarang adek sudah bisa lega tau mas baik-baik saja. Ya sudah kalau gitu, selamat bekerja, hati-hati dan cepat pulang ada sesuatu yang ingin adek berikan. Assalamualaikum mas”kataku mengakhiri pembicaraan
               “waalaikum salam, jaga diri adek baik-baik” suara mas fariz menutup telepon.
               Terdengar sedikit aneh, tak biasa-biasanya mas fariz berbicara sedatar itu. Seperti tak ada gairah. Sempat berfikir aneh, tapi segera kusingkirkan fikiran itu karena aku tak ingin merusak suasana dan aku sebagai seorang istri harus bisa berprasangka baik terhadap suaminya.
***

               “hallo bisa bicara dengan ibu mentari.” suara di seberang telpon itu membuatku penasaran.
               “iya benar, saya mentari. Ada apa ya pa...???? dan kenapa” tanyaku pada penelpon yang tidak ku kenal itu.
               “cepat segera ibu ke rumah sakit Medica, pa Fariz mengalami kecelakaan.”
               Deg. kenapa ini. Benarkah apa yang sudah aku dengar tadi. Mas Fariz, ada apakah engkau, kenapa engkau hingga seseorang mengabarkanku mas sudah di rumah sakit. Baru satu jam tadi kau berbicara padaku, berjanji akan segera pulang setelah pekerjaan itu selesai. Tapi kenapa sekarang aku yang harus menjemputmu, dan itu di rumah sakit... ada apa denganmu mas.
***

               Kamar ICU itu terlihat lengah, senyap tak ada suara walau aku liat ada banyak orang di situ. Dan kenapa semua orang menatapku pilu, ada apa denganku. Salah satu rekan kerja mas Fariz yang kebetulan perempuan langsung memelukku erat, menangis di pelukkanku. Aku sungguh tak tau ada apa ini. Dengan suara yang masih terisak perempuan ini berbicara lirih. “ yang sabar ya mba mentari, mba harus bisa menerima ini semua.” Keadaan ini membuatku semakin tidak mengerti, sebenarnya ada apa.
               “ada apa ini.” tanyaku datar pada semua orang yang ada di situ. Ku tau perasaanku kini sudah tak menentu lagi. Namun semua hanya terdiam tak ada yang berani menatapku, semua hanya larut dalam kediamannya itu. “ada apa ini, cepat katakan”tanyaku sekali lagi dengan nada agak keras.
               “ada apa dengan mas Fariz, kenapa mas Fariz. Kenapa semua diam. Cepat katakan.” ku goyang-goyangkan kerah baju lelaki yang ku tau adalah rekan kerja mas fariz, namun sekali lagi lelaki itu hanya diam saja. “ hei...ada apa...kalian itu tuli ya...kenapa semua diam”aku semakin tak karuan, berteriak-teriak bertanya pada semua orang yang membisu terpatung. Dan lagi-lagi perempuan itu memelukku. ”sabar mba, coba tenang” diucapnya lirih.
               Seketika itu aku lihat seorang perawat keluar dari ruangan ICU dengan mendorong ranjang yang di atasnya terdapat sosok manusia tergeletak dengan tertutup selimut putih. Tepat di hadapanku, selimut itu tersingkap seolah ingin memberitahukan siapa yang sedang diselimutinya. Terlihat wajah teduh, dengan raut ketenangan tertutup matanya. Masih terukir jelas senyum di bibirnya. Akupun mendekati sosok manusia itu.
               “siapa ini pa...kenapa mirip sekali dengan suamiku. Kenapa dengannya. ”tanyaku dengan polos, walaupun setetes airmata tlah mulai tumpah.
               Perawat itu hanya bisa diam, namun perempuan tadi membisikiku lirih, “ itu mas Fariz mba. Dia telah tiada. Mba harus tabah ya...” aku hanya terdiam, dan kupandangi lagi lekat sosok lelaki itu. Semakin lekat hingga tumpahlah sudah airmata yang sedari tadi aku tahan. Sosok itu, terlihat teduh dengan senyuman yang menghiasi wajahnya adalah suamiku, mas fariz yang kata perempuan tadi telah tiada.
               Ya Allah, kenapa ini...apa maksud ini semua. Seolah tak percaya aku peluk mas Fariz, kuciumi keningnya berharap dia bangun kembali. Tapi semakin ku peluk sosok itu hanya terdiam membisu. Ya Allah...suamiku tercinta..ada apa ini mas...mas fariz...kenapa engkau pergi begitu cepat, kenapa engkau meninggalkanku dan buah cintamu tanpa kau tau sebelumnya. Kenapa mas.
               Bulir-bulir airmata ini terus tumpah menyeruak membahasi wajahku, aku tak berdaya. Tubuhku terasa begitu lemas, ingin rasanya aku berteriak, tapi aku begitu lemah. Untuk berkata saja aku sudah tak sanggup lagi.
               Hari ini kusaksikan kejutan lagi yang kau buat untukku, tapi bukan kejutan yang buatku bahagia seperti dulu lagi melainkan kesedihan yang mendalam kau tinggalkan.
***

               Kecelakaan tragis yang membuat nyawamu tak bisa tertolong, membuatmu terpisah jauh denganku. Bagaimana bisa semua ini terjadi begitu cepat, padahal sebelumnya aku sempat berbicara denganmu. Kejutan ini, yang seharusnya kau tau tak sempat kuberikan. Buah cinta yanng kini ada dikandunganku semakin membesar, sama seperti perasaan rinduku terhapadmu yang semakin besar. Mas Fariz, kamu hadir saat ku tak punya cinta, tapi mengapa kau pergi saat ku mencintaimu. Selamat jalan Mas Fariz...hati ini akan selalu untukmu...dan akan kujaga buah cinta ini hingga kelak dia tau bahwa dia punya sosok seorang ayah yang sangat ibu cintai.

The End


Sumber: http://goresanhati-ku.blogspot.com/2012/10/cerpen-cinta-sedihaku-mencintaimu-saat.html#ixzz2IsVmlbSv

Telefon Misterius


Aku berjalan menapaki lorong gang yang gelap tanpa cahaya. Rintik hujan masih berjatuhan menemani langkahku yang semakin melemah. Dingin. Sepi. Dan pengap. Sampah menggunung di kanan dan kiri jalan ini. Aroma busuk menyengat hidungku dan sukses membuatku mual hendak muntah. Ku percepat langkah. Sejurus kemudian aku pun keluar dari gang menjijikan di kota ini. Kulirik arloji. 23:12 Wib. Rupanya sudah larut malam dan suasana di jalan ini pun entah mengapa tidak seperti biasanya, sepi dan lengang. Hanya ada beberapa kendaraan yang melintas membuat suasana jalan sedikit tidak menakutkan. Rintik hujan yang manja semakin menderu bumi. Angin malam serasa membuat tulangku membeku. Aku kedingingan. Hampir dua puluh menit aku menunggu Taxi di trotoar ini, namun belum juga menunjukkan hasil. Mengurangi waktu, aku pun memutuskan untuk berjalan beberapa langkah dan berharap ada Taxi di depan sana. Ya, semoga saja.
Deng…ting…ting…deng…ting..ting. Terdengar nada satu pesan menderit dari ponsel di tasku. Ku buka reseleting tas, ku keluarkan HP dan ku baca pesan itu.
“ Kamu dimana, sayang…?” Pengirim Ferdi. Aku tidak membalas, hanya memasukkan HP itu kembali ke dalam selimutnya. Selang beberapa saat kembali terdengar HP ku menderit. Masih pesan dari Ferdi. Entah mengapa, air mata ini jatuh dengan sendirinya. Tidak mungkin lagi aku menghubunginya. Sama saja aku akan menyakiti perasaan sahabatku nanti, Maya. Biarlah aku yang mengalah, asal Ferdi bahagia. Lagi pula, Maya memang lebih pantas untuknya. Tuhan, aku tidak bisa melihat sahabatku hatinya terluka, aku ingin membahagiakan dia di saat ia sedang mengalami kepedihan karena kehilangan kedua orang tuannya. Maya, aku merelakan Ferdi untukmu. Semoga kalian bahagia.
***
Di kamar. Aku duduk menatap jendela kaca yang mengembun. Menikmati secangkir cokelat panas dengan hati tersayat lalu air mata menderai sebagai pelengkapnya. Jujur, aku belum bisa melihat kenyataan. Semua seperti mimpi. Ketika Maya datang padaku, menangis dan berbicara kalau dia sangat mencintai Ferdi dan ingin memilikinya, betapa hancur hatiku. Betapa remuk jantungku.
‘ Rin, aku mencintai Ferdi. Hanya dia yang mengerti aku saat ini. Apa menurutmu itu wajar? Aku butuh nasehatmu, Rin. Aku sangat mencintainya…?’ desis Maya sambil menangis dan mengadukan semua keluh kesahnya padaku. Sontak aku juga menangis. Bersedih karena Maya tidak atau mungkin belum tahu, kalau aku dan Ferdi sebenarnya sudah resmi berpacaran sebulan yang lalu. Dan rencanya, akhir Januari 2013 nanti kami akan membicarakan masalah hubungan ini kepada kedua belak pihak keluarga, lebih jauh lagi. Tapi dia, maksudku Maya tidak mungkin harus tahu semuanya. Pasti hatinya akan hancur berkeping-keping. Selama ini dia memang sangat mencintai Ferdi, tapi Ferdi bilang dia lebih mencintaiku. Lalu, aku harus bagaimana? Berbicara jujur pada Maya dan melihatnya kembali masuk rumah sakit. Atau mendiamkan semuanya, lalu aku yang akan sakit?
Aku pusing. Kembali ku teguk sruput demi sruput cokelat panas ini. Mataku mengawang menatap langit yang gelap. Lampu mercury di seberang jalan jelas menunjukkan riangnya titik-titik gerimis turun dari langit. Suasana syahdu terasa hambar di mataku. Aku pilu. Tanpa sengaja, aku melihat kamar ini meredup dan gelap. Entah aku yang kalap. Bau amis seketika datang memenuhi ruangan ini. Rintihan dan tengisan terdengar sesekali membahana di kamarku. Sontak aku terperanjat. Aku takut. Aku keluar kamar mencari ayah dan ibu. Juga adikku, Hasan. Tapi, mereka tidak ada. Kemana perginya? Bukankah aku pulang Ayah yang membukakan pintu? Dan cokelat panas ini buatan Ibu? Serta Hasan tadi meminjam buku kuliahku? Tapi, kemana mereka saat ini? Aneh.
***
Tulililililit. Telefon di ruang tamu berdering. Aku melangkah mendekati. Siapa tahu Ayah, atau Ibu atau juga Hasan. Ku angkat.
“Halo..?” sapaku lebih dulu.
“…. “
“Halo, ini dengan siapa ya..?”
Hening.
“Halooo…?!” kedua alisku pun menyatu. Aneh. Siapa yang malam-malam begini iseng ngerjain orang. Setelah ku letakkan telefon, aku melangkah hendak kembali ke dalam kamar. Melanjutkan meratapi diri.
Tulililililit. Untuk kedua kalinya, telefon di ruang tamu berdering. Ku urungkan niatku melangkah, ku angkat telefon sialan itu.
“ Halo… ini siapa?” lirihku mencoba bersabar.
Masih diam.
“ Maaf, ini dengan siapa? Dan ada perlu apa?” tanyaku lagi.
“ …. “
“ Ini kalian yah – pikiranku adalah Ayah, Ibu dan Hasan mengerjaiku – yang iseng?”
Hanya suara deru angin di sebuah ruangan.
“ Nggak lucu. Aku nggak takut. Terus saja menggangguku, sampai kalian puas!” tutupku lalu melangkah ke dalam kamar. Aku berbaring di atas kasur. Mataku terpejam melekat. Dan entah sejak kapan, leher ini rasanya sakit. Nyeri sekali. Saat aku pegang, ada darah di tanganku. Astaga?! Kenapa dengan leherku?
***
Di ruang keluarga, aku mengambil kota P3K. Ku oles leher yang ku duga di gigit serangga dengan obat merah dan minyak angin aroma therapy. Setelah itu aku istirahat di depan TV. Berbaring menunggu mereka datang. Agaknya Ayah, Ibu dan Hasan keluar tanpa ada pamit padaku.
Tulilililit. Mataku terbuka setelah sesaat mendengar suara telefon itu. Aku tidak memperdulikannya. Aku yakin, mereka yang mengerjaiku. Aku tidak sedang tidak mau di ganggu. Ku rasakan leher ini semakin sakit.
Tulilililit.
“ Dih! Awas saja kalau itu memang mereka…” aku mendekati telefon itu.
“ Halooo, ini dengan siapa? Kenapa dari tadi nggak bicara? Haloooo?” lirihku menyerah. Suasana di seberang sana, diam dan hening. Tidak ada yang menyahut. Aku menggelengkan kepala.
“ Maaf ya, kalau nggak mau bicara jangan telefon. Mengganggu!”
Praaakkk.
Ku hempas telefon itu, lalu kembali berbaring di atas sofa.
Tulilililit. Aku melirik sesaat. Kemudian memejamkan mata. Tidak peduli.
Tulilililit. Telingaku seolah melebar mendengar suara itu. Lagi-lagi aku tidak peduli.
Tulilililit. Suara telefon itu terdengar memaksa. Mataku terpejam tapi telingaku seakan di rajam. Penging, berdenging dan sakit menusuk gendang telinga. Telefon setan!
“Halo! Eh, kalau mau telefon ya bicara, jangan seperti ini. Ada perlu apa? Dan mau bicara dengan siapa? Jangan diam aja. Setan!” aku kalap. Lepas kendali. Emosi ini menderu bercampur luka di hati. Di saat hatiku kecewa, seakan ada orang yang ingin menambah luka. Sayup terdengar suara lirih di seberang sana. Perlahan suara itu semakin jelas terdengar. Aku terperanjat. Ku amati baik-baik suara itu. Ya, seorang wanita menangis dengan rintihan penuh penyesalan. Si-siapa dia?
“Halooo…? ini siapa? ke-kenapa menangis?” ucapku lirih.
“Huhuuuu…to-tooolooonnng….”
“Tolong?! Tolong apa?” meski tidak tahu siapa orang itu. Aku mencoba berempati atau sekedar berbasa-basi.
“Aku menyesal…” isaknya menangis.
“Menyesal? Kenapa…? Apa yang telah kamu perbuat..?”
“Huhuhuuuuu….to-toloooong. Saaakiiiiiit…..”
Mendengar suara itu, aku seketika terkesiap seolah turut merasakan kepedihan yang wanita itu alami. Dia sangat menderita sekali sepertinya. Tapi kenapa dia? Siapa? Di mana?
“Maaf, ini sudah malam. Aku tidak bisa keluar, jadi, aku tidak bisa membantu..”
“Aku ada di kamarmu. Sekarang…!”
Praaaanggg!
Sontak aku terkejut. Terdengar suara gaduh di kamarku. Segera aku berlari kelantai dua. Membuka pintu kamarku perlahan. Dari balik pintu, sebelumnya aku mendengar suara wanita menjerit kesakitan. Hatiku berdegup kencang. Nadiku seakan putus. Darah ini mengalir deras.
Kreeeekk. Pintu ini pun terbuka.
“Astagahh?!” sontak aku menjerit. Seorang wanita kejang-kejang menahan sakit karena lehernya tergantung di atas plapon kamar. Darah bercecer dimana-mana. Bau amis menyengat. Dari tangan kirinya, aku melihat pergelangan itu nyaris terputus. Dan yang lebih membuatku terkejut adalah. Ternyata, wanita itu adalah diriku.


http://cerpenmu.com/cerpen-horor-hantu/telefon-misterius.html

Rabu, 23 Januari 2013

Seseorang dan Segala Hal yang Dia Tahu


Seseorang dan Segala Hal yang Dia Tahu


Seseorang dan Segala Hal yang Dia Tahu ilustrasi Yuyun Nurrachman
DIA sungguh tak mengerti apa yang terjadi. Bukan saja penanda waktu pada handphone menunjukkan tanggal yang telah dilaluinya, suasana pagi itu pun benar-benar tak asing dan masih hangat dalam ingatannya. Pagi yang mendung, dingin yang merayap masuk lewat celah jendela, bunyi teratur dari hamsternya yang berlari-lari di kitiran. Ia mencoba bangkit. Dilihatnya benda itu masih di sana, sebuah kotak lampu yang dibungkusnya dengan rapi, sebuah kotak berisi sesuatu yang diberikannya kepada perempuan itu kemarin. Ya, kemarin. Dia ingat betul kemarin siang kotak itu dimasukkannya ke dalam tas tangan merah yang dibawa pulang perempuan itu. Dia juga ingat betul perempuan itu mengambil dan membuka salah satu ujung kotak itu untuk melihat isinya ketika mereka di bandara. Dia ingat betul senyum perempuan itu, juga kata-kata yang keluar dari lidahnya usai dia menggodanya kalau-kalau perempuan itu tidak tahu apa isi kotak itu. “Baju Doraemon,” kata perempuan itu. Dia ingat betul kejadian itu. Dan kini kotak itu tepat ada di depan matanya. Utuh. Dia masih berusaha mencerna apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
Tentu saja dia menolak penjelasan bahwa peristiwa itu hanyalah mimpi. Mimpi biasanya tak lengkap, pikirnya, keterkaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya seringkali tak jelas, kabur, dan banyak diantaranya terlupakan. Sementara apa yang terjadi kemarin, dalam ingatannya begitu jelas antara yang satu dengan yang lainnya, terurut, detil dari pagi hingga malam. Tak mungkin itu mimpi, tegasnya. Dilihatnya, dia mengenakan pakaian yang dikenakannya kemarin pagi.
Dia mengambil handphone dan mengecek pesan terakhir yang masuk. Benar saja, pesan itu diterima pada tanggal 18 September 2012 pukul 01:13 a.m. Dia melihat lagi tanggal di handphone, memastikan bahwa matanya tidak keliru. Dia bahkan sampai membuka aplikasi kalender untuk memastikan bahwa hari itu adalah Selasa. Dilihatnya kembali kotak itu, baju yang dikenakannya, tanggal pada handphone. Apakah aku sedang bermimpi? pikirnya. Kembali dilihatnya pesan terakhir di handphone itu: Selamat tidur, Hanee.... Terima kasih banyak untuk segalanya.

JIKA benar ini terjadi, pikirnya, karyawan Alfamart itu akan berkata bahwa tas Hello Kitty sudah habis. Kemarin pagi seingatnya dia mampir dulu ke Alfamart untuk menanyakan tas lucu itu. Perempuan itu sangat menginginkannya. Ia ingin sekali menyenangkan perempuan itu di pertemuan terakhir mereka. Namun sayang stok tas itu sudah habis, tak tersisa satu pun di gudang. Itulah setidaknya pengakuan karyawan Alfamart yang namanya tak sempat ia ingat itu. Dan, betapa ia tak lagi terkejut, karyawan itu—orang yang sama dalam ingatannya—mengatakan padanya bahwa tas itu sudah habis, tak tersisa satu pun di gudang. Ia bahkan disarankan karyawan itu untuk mengecek di Alfamart lainnya yang ada di kawasan itu, di utara dengan waktu tempuh lima menit jika berjalan kaki. Persis, itulah yang disarankan karyawan itu padanya kemarin pagi. Tuhan pasti sedang bercanda, pikirnya.
Selanjutnya ia melakukan apa-apa yang dilakukannya kemarin, persis dengan urutan yang sama. Ia memasuki Alfamart kedua, menanyakan tas Hello Kitty, berhadapan dengan karyawan menyebalkan. Ia membeli bubur ayam Ciampea kesukaan perempuan itu, naik angkot dua kali, turun di stasiun. Setiap detilnya, terurut mulai dari membeli tiket kereta sampai turun dari becak di depan rumah tempat perempuan itu berada, hadir dengan sempurna, tanpa perbedaan satu pun. Kalaupun perbedaan itu ada, itu adalah ia yang tak lagi antusias. Ia telah tahu apa yang akan dihadapinya usai detik ini, menit ini. Ia tinggal melakukan hal yang sama dan apa yang terjadi kemarin akan terjadi lagi dengan persis sama. Seperti itulah. Ia tak lagi menanti-nanti dengan debar hati dan rasa cemas yang membuatnya bergairah. Ia telah tahu, dan itu membuat semuanya tak mengasyikkan lagi baginya. Ia mulai merasa akan kehilangan kegembiraan yang seharusnya didapatkannya di hari itu, hari terakhir ia dan perempuan itu bertatap muka dan saling menyelami mata.
Tapi biarlah, pikirnya. Aku akan menikmatinya.
Di ambang pintu, perempuan itu muncul. Ia membalas senyum perempuan itu dan untuk pertama kalinya ada rasa syukur dalam dirinya atas pagi yang ganjil itu. Perempuan itu duduk. Ia dan perempuan itu kini berdekatan. Ia mulai tak sabar. Di benaknya berkelebat hal-hal manis yang akan dilaluinya dengan perempuan itu dalam enam jam ke depan.

PETANG di bandara, ia tinggal sendiri. Perempuan itu telah masuk ke pesawat sekitar satu jam yang lalu. Kedua Tante yang ikut mengantar telah pulang beberapa saat setelah sosok perempuan itu tak tampak lagi. Sementara itu, di layar yang menayangkan keberangkatan pesawat-pesawat yang terbang hari itu, tampak penerbangan pesawat yang membawa perempuan itu sedang melakukan panggilan terakhir. Ia duduk lagi, menunggu. Berpuluh-puluh meter di hadapannya bis-bis datang untuk singgah lalu pergi.
Tiba-tiba saja ia begitu ingin mengirimi perempuan itu sms, atau bahkan meneleponnya beberapa saat, sekadar mengucapkan selamat jalan dan hati-hati. Jelas sudah, dua jam berdekatan di dalam bis, satu jam bercakap-cakap dengannya di bandara, beberapa detik berpelukan di pintu masuk, sangatlah jauh dari cukup untuk mengobati kerinduannya yang gila kepada perempuan itu.
Kenyataan bahwa selama dua jam di bis ia dan perempuan itu hanya bisa saling menggenggam tangan tanpa melakukan sesuatu yang lebih jauh menambah sesak yang dirasakannya. Padahal awalnya, perempuan itu sempat mendekatkan dirinya hingga kening dan pipi mereka bertemu. Ia pun sempat akan mencium pipi perempuan itu. Namun cermin itu, cermin di depan itu, menangkap bayangan mereka. Dua orang yang duduk persis di depan mereka—kedua Tante yang ikut mengantar—pasti bisa melihat apa yang mereka lakukan. Perempuan itu tak ingin itu terjadi. Ia merasa tak enak kepada mereka. Mungkin juga malu. Dengan berat hati ia mengiyakan ketidaknyamanan perempuan itu. Kepada perempuan itu ia sempat berbisik menyalahkan keberadaan cermin itu. Perempuan itu tersenyum dan berkata, “Kan udah kemarin.” Ia balas tersenyum. Sekuat tenaga ia menahan diri untuk tak mencium perempuan itu yang selalu begitu cantik saat tersenyum dengan mata yang jujur. Aroma tubuh perempuan itu seolah menjadi tangan lain yang dengan gemasnya menarik dirinya ke dekat perempuan itu. Seandainya kami duduk di belakang, pikirnya, masih saja kesal.
Sekarang semua itu seperti kenangan yang perlahan menguap menyisakan hangat di hatinya. Perempuan itu sudah pergi. Beberapa saat yang lalu pesawat Lion Air penerbangan 368 dinyatakan take off. Ia menyiapkan dirinya untuk pulang. Langkah-langkahnya terasa berat. Senyum perempuan itu masih terbayang hingga ia tertidur lelap di dalam bis menuju Bogor.
Di ruas tol terakhir, handphone-nya berdering. Perempuan itu telah tiba di Medan. Dilihatnya jam di handphone. Jam sepuluh. “Sebentar lagi aku nyampe Bogor,” katanya. Perempuan itu mengatakan akan meneleponnya lagi nanti. Ia pun menutupnya.
Sementara itu di luar, malam telah larut. Lampu-lampu serupa saksi yang meminta dikenali. “Aku akan menunggumu,” gumamnya, barangkali kepada perempuan itu. Sambil menatap ke langit kota, ia berterimakasih kepada Tuhan telah diberikan kesempatan kedua, sebuah hari yang ganjil, sebuah hari dengan penuh kebahagiaan, sebuah hari di mana ia kembali merasakan betapa perpisahan itu adalah tiran bagi sepasang insan yang saling merindukan. Ataukah ia keliru, hanya ia yang merasakan rindu itu? Entahlah. Ia tak tahu. Yang ia tahu, ia dan perempuan itu belum akan bertemu lagi untuk beberapa bulan ke depan. Di dalam hatinya ia berdoa, “Semoga Tuhan berbaik hati memberiku kesempatan ketiga.” Ia tahu, doa itu hanyalah doa.

KEESOKAN harinya ketika ia terjaga, matanya langsung mencari-cari kotak berisi baju Doraemon itu. Tak ada. Ia lemas. Di saat ia tak mengharapkan keajaiban, Tuhan justru memberinya keajaiban. Di saat ia mengharapkan keajaiban itu ada, Tuhan tak memberinya. Ya sudahlah, pikirnya. Bagaimana pun ia sangat beryukur telah diberi hari kemarin, satu hari lebih untuk dinikmatinya bersama perempuan itu. Lagipula bukankah hidup memang seperti itu. Ketika kebahagiaan datang bertamu, kesedihan akan menjadi tamu berikutnya. Ia bangkit, mengambil handphone.
Sesuatu membuatnya terdiam. Yang benar saja? pikirnya. Jika kemarin penanda waktu pada handphone menunjukkan hari sebelumnya, 18 September 2012, hari ini lebih ganjil lagi. Tanggal pada handphone adalah 17 September 2012. Ia kini kembali ke tiga hari yang lalu.
Ia mengamati jam. Masih sangat pagi. Jika benar ini adalah tiga hari yang lalu, pikirnya, aku harus bergegas. Pada tanggal ini ia dan perempuan itu janji bertemu di Lebakbulus. Ada sebuah bazar buku di kawasan itu. Ia telah berjanji kepada perempuan itu akan menemaninya ke tempat itu.
Ia berdiri. Di atas lemari tampak beberapa uang logam seribuan bertumpuk membentuk menara—yang diberikannya kepada perempuan itu tiga hari yang lalu. Ia menggelengkan kepalanya, tak habis pikir Tuhan memberinya keajaiban lain. Ia mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. Dalam ingatannya, hari ini adalah hari yang begitu membahagiakan baginya. Terbayang sudah di benaknya, ia dan perempuan itu di sebuah bis yang melaju pelan menuju Bekasi. Terbayang sudah sebuah ciuman yang tiba-tiba diberikan perempuan itu ketika mereka berada di lokasi bazar buku. Tak seperti kemarin, ia kali ini begitu antusias menghadapi hari yang ganjil itu.
Dan keeseokan harinya keajaiban masih berlanjut. Terbangun dengan rasa yang aneh, seolah beban berat tengah menimpanya, ia menyadari hari itu adalah Minggu. Selain tanggal pada handphone, telepon dari perempuan itu membuktikan dugaannya benar. Pada hari inilah perempuan itu dengan antusias menceritakan padanya tentang keinginannya untuk mendatangi sebuah bazar buku di kawasan Lebakbulus. Perempuan itu merengek-rengek seperti akan menangis. Ia mengabulkan permintaan perempuan itu sambil tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi esok hari. Jika dugaanku benar, pikirnya, esok hari adalah Sabtu.

BEGITULAH seterusnya hari-harinya berlalu. Besok hari adalah kemarin. Lusa adalah dua hari yang lalu. Setiap kali terbangun ia dikepung sekelumit ingatan yang meminta perhatiannya. Kadang ia tergesa-gesa menuju kamar mandi setelah menyadari bahwa ia terlambat bangun sementara ada janji yang harus ia penuhi hari itu. Kadang ia merasa matanya pedih dan menyadari bahwa malam harinya ia sempat menangis sekian lama. Ia merindukan perempuan itu, setiap harinya. Dan rasa rindu itu semakin manis dan mengganggu ketika ia justru melewati satu hari dengan perempuan itu hanya untuk melupakannya. Ia tak menikmati hasil dari apa yang dilakukannya kepada perempuan itu hari ini. Jika hari ini ia melakukan hal-hal baik kepada perempuan itu, ia harus paham bahwa ketika ia tidur nanti dan terjaga esok harinya, perempuan itu sama sekali tak akan mengingat hal-hal baik itu. Lebih buruk lagi, ia merasa hal-hal baik itu tak ada gunanya, selain mendatangkan kegembiraan yang hanya bertahan hingga matanya lelah.
Pernah suatu hari ia bersusah payah mengubah alur peristiwa yang akan dihadapinya. Dalam ingatannya, hari itu ia melakukan hal bodoh yang membuat perempuan itu mengabaikannya sekian lama, menunjukkan sikap tak senang, memasang dengan tegas sebuah tabir yang membuat mereka terpisah meski secara fisik sangatlah dekat. Ini kesempatan, pikirnya. Ia mencoba bersikap tenang, sambil memikirkan bagian mana saja yang harus ia ubah dan apa saja yang harus dilakukannya jika perubahan itu tak berdampak baik.
Kali itu ia berhasil. Dua puluh menit berjalan kaki dari stasiun Cikini ke Taman Ismail Marzuki digantinya dengan ongkos bajaj. Meski harga buku-buku di sana tetap mahal, ia dan perempuan itu menikmati saat-saat mereka di sana dengan riang. Di dalam bioskop pun, perempuan itu tak menjauhkan dirinya seperti pada kejadian pertama.
Namun kali lain ia gagal. Perubahan yang dilakukannya hanya menunda keburukan itu datang. Ia telah mencoba sabar, bersikap manis, tapi ada saja hal-hal kecil yang membuat perempuan itu mengabaikannya. Ingin sekali ia mengatakan kepada perempuan itu bahwa ia telah berusaha keras memperbaiki hari-hari mereka yang semula buruk namun urung juga. Ia sadar, ia ingat, mengatakan hal itu kepada perempuan itu hanya akan memperburuk keadaan. Ia memang menyebalkan ketika sedang marah, ujarnya pada diri sendiri. Terima saja, tambahnya. Lalu ketika hari berganti, seperti yang ia duga, kemarahan perempuan itu lenyap. Apa yang membuatnya kesal di hari sebelumnya sama sekali tak meninggalkan bekas padanya. Tentu saja, perempuan itu tak mengalami apa yang dialaminya. Untuk kasus yang satu ini ia merasa diuntungkan.
Tapi sampai kapankah ia akan menjalani kehidupan seperti itu? Pernah ia tanyakan hal itu pada dirinya. Tak ada jawaban. Ia sendiri sesungguhnya tak mengerti bagaimana sampai semua ini terjadi. Malam itu, beberapa jam setelah berpisah dengan perempuan itu di bandara, ia tak ingat meminta atau mendoakan sesuatu. Tak ingat. Yang ia ingat saat itu ia begitu sedih menyadari sosok mempesona itu tak akan bisa dijumpainya untuk jangka waktu yang tak pasti. Yang ia ingat adalah kata-kata perempuan itu yang dituliskannya di layarhandphone-nya: Makasih. Aku juga sayang kamu. Kamu jangan sedih ya. Saat itu ia baru saja mengatakan secara diam-diam kepada perempuan itu lewat layar handphone-nya: Aku sayang kamu, Nona….

DAN tibalah ia pada hari yang begitu penting, barangkali paling penting di antara hari-hari lainnya: Minggu, 14 Agustus 2011. Ia terbangun ketika hari telah siang. Ia ingat beberapa jam sebelumnya ia dan perempuan itu baru saja mengucapkan sebuah janji. Ia ingat apa yang ia katakan kepada perempuan itu dan apa yang dikatakan perempuan itu kepadanya. Ia merasa… ringan, seakan-akan di kedua punggungnya telah tumbuh sayap yang siap membentang kapan saja ia membutuhkannya. “Aku kini memiliki seseorang,” gumamnya. “Dia mencintaiku,” tambahnya. Ia mengambil handphone. Begitu saja ia tersenyum mendapati pesan-pesan masuk yang mengisihandphone-nya belakangan ini.
Beberapa hari sebelumnya pun ia mengalami kegembiraan yang serupa—untuk tak mengatakan sama. Yang dimaksud di sini adalah hari-hari setelah tanggal 14, hari-hari di sisa bulan Agustus dan di sepanjang September yang meriah. Ia dan perempuan itu. Sms dan percakapan sepanjang malam. Wallpost-wallpost mesra. Sebuah kado. Ucapan dan doa lembut menjelang tidur. Hari-hari menyenangkan itu kembali dialaminya dan itu nyaris membuatnya tak bisa menahan diri untuk tak memberi tahu perempuan itu apa yang sebenarnya tengah dialaminya. Namun membayangkan apa yang akan terjadi jika perempuan itu tahu, juga momen-momen yang terlampau indah untuk ia rusak dengan satu pernyataan konyol, membuatnya menguatkan diri. Ia tak perlu tahu, pikirnya. Ia pun mengambil handphone dan menelepon perempuan itu. Suara perempuan itu, baginya, serupa barisan angka yang seketika berubah jadi pernyataan cinta, membentangkan sayap-sayap mayanya begitu saja, membuatnya seolah melayang-layang di kamar itu.
Betapa anggunnya kebahagiaan itu, gumamnya.
Namun ketika malam tiba, ia memahami satu hal: hari ini adalah awal sekaligus akhir. Sampai detik itu mereka adalah sepasang kekasih, dua orang yang saling mengungkapkan cinta secara cuma-cuma. Besok, ketika ia terbangun dari tidurnya, keadaannya akan berbeda. Ia akan kembali ke hari di mana ia dan perempuan itu belum saling mengucap janji. Ia akan kembali ke hari di mana ia dan perempuan itu masih saling menunggu satu sama lain untuk sebuah kepastian. Ia dan perempuan itu akan kembali ke hari di mana mereka hanyalah teman yang berbagi kegembiraan. Ya, teman. Tiba-tiba ia gelisah. Tiba-tiba ia merasa tak siap menghadapi hari esok. Satu tahun yang ganjil, pikirnya. Ia terdiam begitu lama ketika perempuan itu sedang mengajaknya bicara malam itu. Perempuan itu memanggil-manggil namanya. Ada kecemasan pada nada itu. Ia balas memanggil perempuan itu, dengan nada yang teramat lembut. Perempuan itu mengungkapkan rasa cintanya. Ia melakukan hal yang serupa. Tanpa sadar, air matanya menetes pelan dan mulai jatuh.

BEBERAPA menit yang lalu ia terbangun. Telah dipastikannya bahwa kutukan yang menimpanya belum berakhir. Ya, kutukan. Semula ia menganggap itu keajaiban, Tuhan telah memberinya kesempatan untuk menikmati lagi hari-hari bahagianya. Namun kini ia dan perempuan itu tak lagi bersama. Bahkan, dalam beberapa hari ke depan, ia dan perempuan itu akan tak saling mengenali. Ah, kurang tepat. Yang benar adalah ia akan mengenal perempuan itu namun perempuan itu tak akan mengenalnya, ia akan merindukan perempuan itu namun perempuan itu tak akan merindukannya, ia akan jatuh cinta pada perempuan itu namun perempuan itu tidak. Sekali lagi, ia merasa tubuhnya begitu berat. Sepasang sayap itu, yang semula mudah membentang membuatnya seperti melayang, kini tinggal kerangka rapuh dengan bulu yang berlepasan. Ia tak bisa lagi tersenyum. Setiap kali mendengar suara perempuan itu atau membaca pesan darinya, ia selalu membayangkan hari di mana perempuan itu akan menghilang dari kehidupannya. Ini tak adil, pikirnya. Tiba-tiba ia berdoa—sesuatu yang sudah sangat lama tak dilakukannya, “Tuhan, jadikan semua yang kualami ini mimpi, dan bangunkan aku.”

EMPAT Agustus 2011. Malam hari. Beberapa menit lagi sms dari perempuan itu akan tiba. Ia akan berpura-pura menanggapinya seolah-olah ia belum mengenal perempuan itu, seperti pada kejadian pertama. Ia merasa sedih. Malam ini adalah malam terakhir perempuan itu mengenalnya. Percakapan nanti—lewat sms—adalah percakapan terakhir mereka. Besok ia akan menjadi orang asing bagi perempuan itu. Tak akan ada jejak-jejaknya, tak akan ada apa pun darinya yang tersisa dalam ingatan perempuan itu. Sudahkah ia siap? Tidak. Nyata sekali ia tak siap. Saat menyadari dalam beberapa detik lagi ia akan terlelap, ia mengucapkan dengan perlahan kepada perempuan itu kata-kata yang pastilah tak didengarnya: aku mencintaimu....
Ia pun terlelap. Kesedihan erat memeluknya hingga pagi tiba. Ia belum tahu, ketika nanti ia terjaga, hari akan kembali bergerak maju, dan ia tak akan ingat telah mengalami satu tahun yang ganjil itu. Semuanya akan kembali normal. Ia dan perempuan itu. Sms mesra dan percakapan dini hari. Hanya yang mendengar cerita ini yang kelak tahu: kehidupannya telah berulang tanpa pernah ia sadari. (*)



http://lakonhidup.wordpress.com/2012/12/30/seseorang-dan-segala-hal-yang-dia-tahu/#more-3727